Tugas STIE MSDM - Sefudin


MENGATASI PERMASALAHAN
DI LINGKUNGAN MASYARAKAT,
BANGSA dan negara

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
Dosen : Muh. Rosyid, S.Pd., M.M.Pd.



Disusun Oleh :

NAMA : SEFUDIN
Email : udin_wid2@yahoo.com
nim : 060055464
PRogram STUDI : MANAJEMEN (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
PUTRA BANGSA
KEBUMEN
2008

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pentingnya kehidupan berumah tangga menuntut kita sebagai makhluk untuk mencari pasangan hidup, dan itu adalah fitrah bagi setiap manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Berawal dari kesadaran setiap keluarga akan kebutuhan didalam berumah tangga mulai tumbuh, oleh karena itu kita juga harus memerlukan bantuan dari pihak intern dan ekstern.
Kita manusia disebut juga dengan Zone Politicon manusia yang hidup bermasyarakat, tidak seorangpun yang mampu memenuhi kebutuhannya sendiri kita perlu orang lain, kehidupan bermasyarakat mengarah dan mendorong kita untuk berkehidupan berbangsa dan bernegara, lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara sangat memerlukan tangan– tangan pengatur dan itulah yang kita sebut dengan pemerintah.
Oleh karenanya kita sebagai warga bernegara wajib ikut serta memberikan partisipasinya kepada lingkungan dimana kita tinggal dengan menjaganya, memeliharanya, dan mengisi kegiatan secara bersama-sama yang bernilai positif yang mampu memberikan lingkungan yang kondusif. Supaya tidak ada permasalahan yang timbul baik dari dalam lebih-lebih dari luar lingkungan kita.
Akan tetapi untuk mendapatkan lingkungan yang kondusif yang sama–sama kita rencanakan diawal tadi, kadang-kadang pupus di tengah jalan hanya karena ada permasalahan kecil atau katakanlah pro kontra dengan pendapat yang berbeda, dan yang seperti itu sebetulnya bisa kita selesaikan dengan jalan yang baik dengan bermusyawarah.
Pada dasarnya sebagai warga yang baik disetiap lingkungan adalah mempunyai partisipasi yang aktif yaitu berusaha yang terbaik di bidang kita lalu memberikan yang terbaik yang kita mampu dengan kata lain kita kembali kepada prinsip “The right man on right place / The right man on the right jobs” bahwa seseorang harus ditempatkan sesuai dengan keahliannya, bahwa seseorang harus ditempatkan sesuai dengan kemampuannya.
Kalau kita sudah berusaha yang terbaik yang kita mampu di bidangnya masing-masing maka itu sudah disebut dengan partisipasi. Jangan kadang-kadang hanya karena ada imbalan saja, kita jadi semangat untuk bekerja mempertahankan kondisi lingkungan kita, kalau sudah mempunyai prinsip itu maka bisa jadi orang tersebut tidak berbuat dengan ikhlas akan tetapi berbuat pamrih akan sesuatu. Karena latar belakang orang tersebut maka sifat angkuh dan acuh tak acuh itu akan terbentuk didalam lingkungan yang ia tinggal.
Selain itu sebagian orang yang bekerja hanya mendapatkan pamrih semata ada juga yang bekerja hanya untuk dilihat supaya orang lain menilai kita orang yang baik dan suka bekerja sama, akan tetapi dia tidak mau bekerja (memikirkan lingkungan) kalau tidak karena pujian. Itu semua ada pada fenomena kehidupan masyarakat kita di elemen manapun.





II. Permasalahan

Pengertian Penduduk Warga
Penduduk Warga adalah setiap warga/orang Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, yang mendiami lingkungan dimana ia tinggal dan mampu melaksanakan apa yang menjadi hak dan kewajibannya sesuai dengan kemampuannya dan mampu menerima sanksi apabila berbuat kesalahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada.
Main Hakim Sendiri (Street Justice)
Pada dasarnya setiap manusia pasti mempunyai sifat salah, karena manusia tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu sebelum kita bertindak kita juga harus bisa memikirkan apa yang semestinya kita lakukan. Supaya tidak terjadi anarkisme yang dipengaruhi oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Contoh : Ada maling ayam tertangkap, langsung disiram bensin, kemudian dibakar hidup-hidup, maka itu termasuk Street Justice atau Main Hakim Sendiri. Ko’ kita begitu ya.....? pengadilan jalanan mulai tegak. Iyalah...walaupun kita tidak puas dengan kinerja aparat kita tapi kita jangan main hakim sendiri, ini negara...bukan hutan. Jangan mencegah kemungkaran dengan menegakkan kemungkaran yang baru oleh hal-hal sepele yang semestinya kita bisa cari jalan keluar dengan baik.

Adat / budaya yang berbeda
Kita kenal dengan bangsa Indonesia yang kaya akan beranekaragam suku, budaya, bahasa, agama dll. Itulah cermin budaya bangsa. Persaudaraaan, kebersamaan atas dasar keadilan dan kebenaran yang terlepas dari ras. Dari manapun orang datang, apapun warna kulitnya dari suku apapun ia dilahirkan kalau aqidahnya dan orientasinya sama itulah saudara kita.
Seperti di Masjid, kita tidak peduli ia datang dari mana. Mereka yang datang dari sebelah selatan, maka mereka akan menghadap ke barat/kiblat, mereka yang datang dari sebelah utara, maka mereka juga akan menghadap ke barat, yang datang dari sebelah timur, mereka juga akan menghadap ke barat, dan mereka yang datang dari sebelah barat pun, maka mereka juga akan menghadap ke barat juga.
Tidak peduli ia datang dari mana, apakah ia datang dari Batak, apakah ia datang dari Sunda, dari Jawa, dari Sumatera, dari Sulawesi, dari Bali, Kalimatan, Irian Jaya. Kita tetap satu nusa...., satu bangsa.... satu bahasa. Marilah kita jadi lem perekat buat lingkungan kita disaat lingkungan kita sedang sakit dan terpuruk seperti sekarang ini. Mari semangat kebersamaan atas dasar keadilan dan kebersamaan.

Ahli hukum yang durjana (ahli hukum yang menginjak-injak keadilan)
Reformasi bergulir adalah perjuangan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dan bukan untuk balas dendam...!!
Terasa selama ini hukum sering meninggalkan kita orang miskin dan perpihak kepada yang kaya, terasa selama ini hukum sering meninggalkan kita wong cilik dan berpihak kepada kekuasaan.
Oleh karenanya Nabi mengingatkan dengan keras, “Seorang hakim satu kakinya di Surga satu kakinya di Neraka”. Artinya kalau dia menghukum dengan adil, maka kaki kanannya akan mengangkat dia ke Surga, kalau dia menghukum dengan tidak adil, maka kaki kirinya akan menyeret dia kedalam neraka.
Kekurangan sandang pangan bukan satu - satunya yang menyebabkan kita menderita, tidak teraturnya perumahan bukan satu-satunya yang menyebabkan rakyat merasa susah. Tapi lukanya rasa keadilan sering menimbulkan yang namanya street justice (hukum jalanan), karena mumetnya rakyat melihat nilai-nilai keadilan yang tidak bisa ditegakkan. Slogan yang terangkat bukan maju tak gentar membela yang benar tapi maju tak gentar membela yang bayar. Kalau inilah landasan yang dipakai dalam menegakkan hukum “maju tak gentar membela yang bayar” tunggulah kiamatnya.
Oleh karena itu kita harus bisa berbuat adil kepada Allah, adil kepada kepada diri sendiri dan adil kepada sesama makhluk. Karena manusia adalah makhluk yang alternatif, artinya manusia bisa tetap menjadi manusia, manusia bisa lebih tinggi dari malaikat, manusia bisa lebih rendah dari pada binatang.

III. Kesimpulan
Karena ketidak ikutsertaan didalam partisipasi yang aktif, maka bisa jadi semua individu di sebuah lingkungan masyarkat yang telah direncanakan dengan baik tidak pernah berjalan dengan semestinya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu sebelum kita mengambil sebuah keputusan, maka pertimbangkanlah matang-matang apakah semua itu bisa diterima oleh setiap warga yang berbeda latar belakang, karakteristik, budaya dan lain sebagainya. Untuk itu kita perlu konsep silaturahmi dan bermusyawarah untuk mendapatkan sebuah mufakat yang disetujui oleh sebuah korum. Maka kemenangan hanya bisa diraih dengan kekuatan dan kekuatan itu hanya bisa diciptakan dengan persatuan dan persatuan hanya akan bisa dicapai dengan silaturahmi.
Oleh karena itu Hanya dengan konsep silaturahmi kita akan bersatu, hanya dengan persatuan kita akan menjadi kuat, dan hanya dengan kekuatan kita akan bisa meraih sebuah kemenangan !!!!.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEDOMAN DAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH

Sejarah SMA N 2 Kebumen

Investing in gold